Kumpulan 5 Fakta Menarik Unik Batik Nasional

Sejak saat itu, setiap tanggal 2 Oktober, seluruh masyarakat Indonesia memperingatinya sebagai Hari Batik Nasional. Namun memperingati Hari Batik Nasional tidak cukup dengan sekadar mengenakan batik atau Casino Online mengunggah foto memakai batik saja. Yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita menghormati, melestarikan dan memahami warisan nusantara ini. Batik sendiri merupakan sebuah warisan karya seni bernilai tinggi yang memiliki makna, filosofi, dan simbol yang ‘kaya’ akan cerita. Ya, beda daerah, beda pula motif batik yang dihasilkan. Uniknya, setiap motif tersebut punya cerita-cerita dengan makna berarti yang menarik untuk dipelajari. 1. Batik berasal dari dua padanan Bahasa Jawa, yakni ‘amba’ yang berarti menulis, dan ‘titik’. Kedua kata ini dikombinasikan sehingga memiliki definisi ‘menulis titik’ di atas kain.  2. Indonesia membutuhkan tiga tahun untuk bisa mendapatkan pengakuan dari dunia internasional, sampai akhirnya ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). 3. Kata Batik pertama kali terdaftar dalam Bahasa Inggris di Encyclopedia Britannica pada tahun 1880, dengan ejaan Battik. Batik juga pernah dieja dengan beragam tulisan lainnya, mulai dari mbatek, mbatik, batek. 4. Dikutip Facts of Indonesia, Batik Tulis adalah jenis batik yang memiliki harga paling mahal. Alasannya, proses pembuatannya dibuat secara manual dan membutuhkan waktu yang lama.  5. Masing-masing batik memiliki arti dan makna tersendiri. Sehingga, terdapat beberapa batik yang tidak boleh dikenakan pada acara-acara tertentu. Misalnya, motif batik seperti sidamukti, sidaluhur, dan kawung, yang biasa dipakai untuk menutup jenazah. Batik dengan motif ‘parang rusak’ dari model batik motif parang, dilarang dikenakan dalam acara pernikahan. Motif ini bisa membawa sial pada pernikahan tersebut. Hal ini bisa membuat rumah tangga pengantin yang memakainya menjadi rusak dan penuh dengan perselisihan. Kemudian ada motif Truntum dan Sido Asih, yang hanya boleh dipakai oleh pengantin.  Mantan Presiden Indonesia kedua, Soeharto, adalah sosok yang pertama kali memperkenalkan Batik ke mata internasional pada pertengahan tahun 80-an. Kabarnya, batik dijadikan sebagai souvenir atau cinderamata untuk para tamu kenegaraan dari berbagai dunia. Menurut G. P. Rouffaer, peneliti dan pustakawan asal Belanda, teknik membatik kemungkinan hadir di abad ke-6 dan ke-7 karena pengaruh dari India dan Sri Lanka. Namun, menurut arkeolog Belanda, J.L.A Brandes dan arkeolog Indonesia, F.A. Sutjipto, percaya bahwa batik adalah tradisi asli orang Indonesia. Hal ini terbukti dengan beberapa daerah Indonesia, seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua, yang tidak memiliki ‘kontak ‘ langsung dengan ajaran Hindu, juga memiliki tradisi membatik.