Pendahuluan
Di tengah tuntutan masyarakat yang semakin kompleks dan dinamis, sebuah masalah yang semakin meresahkan adalah hilangnya rasa percaya terhadap pemerintah.
Ketika keyakinan masyarakat pada lembaga pemerintah dan pemimpinnya terkikis, kestabilan politik dan efektivitas pemerintahan menjadi terancam. Oleh bet 10 ribu karena itu, penting bagi kita untuk memahami akar penyebab yang mendasari hilangnya kepercayaan publik ini.
Namun, alasan yang mendasari hilangnya rasa percaya terhadap pemerintah jauh lebih kompleks daripada sekadar faktor-faktor ini. Ada pergeseran pola pikir dan dinamika sosial yang perlu kita telusuri.
Melalui artikel ini, kita akan melacak akar penyebab yang lebih dalam dari fenomena ini, menjelajahi peran komunikasi yang buruk, isu politik yang memicu ketidakpuasan, dan peran media serta teknologi yang memperkuat keraguan masyarakat terhadap pemerintah.
Dalam prosesnya, kita akan mengajukan pertanyaan yang penting: Mengapa kepercayaan publik terhadap pemerintah telah terkikis? Bagaimana faktor-faktor sosial, politik, dan ekonomi saling berhubungan untuk menciptakan kondisi ini?
Dan yang lebih penting, apa yang bisa kita lakukan untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan menjalin hubungan yang lebih kokoh antara rakyat dan lembaga pemerintahan?
Dengan memahami akar penyebab yang mendasari hilangnya rasa percaya terhadap pemerintah, kita dapat membuka pintu untuk membangun sistem yang lebih transparan, akuntabel, dan responsif.
Melalui refleksi kritis dan upaya kolaboratif, kita dapat menciptakan sebuah masa depan di mana masyarakat memiliki keyakinan yang kuat pada pemerintah mereka dan merasa didengar serta diwakili secara adil.
Faktor Penyebab Ketidakpercayaan Masyarakat kepada Pemerintah
Selama beberapa dekade terakhir, kita telah menyaksikan gejala yang mencerminkan kegagalan komunikasi, tindakan tidak adil, dan manipulasi informasi yang merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Korupsi, pungutan liar, kebijakan yang kontroversial, dan beredarnya hoaks hanya beberapa faktor yang mendorong masyarakat untuk meragukan integritas dan kemampuan pemerintah dalam melayani kepentingan mereka. Berikut adalah penyebab dari ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah:
1. Korupsi
Tindakan yang paling dibenci oleh rakyat namun sangat sering dilakukan oleh pemerintah adalah korupsi. Definisi dari kata korupsi secara bahasa adalah tindakan merusak atau menghancurkan.
Sedangkan secara istilah, korupsi adalah tindakan seseorang yang diberikan kepercayaan atau kekuasaan yang melakukan penyalahgunaan kekuasaan demi keuntungan pribadi, kegiatan tersebut meliputi penyuapan, nepotisme, penggelapan dana, serta pungutan liar.
Di Indonesia, korupsi bukanlah hal yang asing, hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai macam slot habanero pembangunan daerah yang tak kunjung selesai atau pun kualitas hasil pembangunan tidak sesuai dengan jumlah dana yang dihabiskan.
Bahkan menurut laporan Transparency International, pada tahun 2022 Indonesia berperingkat 110 dengan skor IPK (Indeks Persepsi Korupsi) 34 dari 180 negara.
Skor tidak mengalami perubahan yang signifikan debandingkan dengan dekade lalu. Sehingga sangatlah wajar jika rakyat telah kehilangan harapannya kepada pemerintah untuk mendirikan kesejahteraan sosial seperti yang telah dijanjikan.
2. Pungutan Liar
Faktor selanjutnya yang menyebabkan hilangnya rasa percaya masyarakat kepada pemerintah adalah oknum-oknum yang melakukan pungutan liar. Pungutan liar yang dimaksudkan adalah meminta pembayaran atau pemerasan yang melanggar persyaratan dan undang-undang.
Tindakan ini dilakukan oleh oknum pejabat negara hanya untuk memperkaya diri dan hal yang membuat rakyat Indonesia semakin menderita adalah jumlah oknum pejabat negara di Indonesia yang semakin bertambah pada berbagai institut negara di seluruh daerah.
Dan mirisnya bagi rakyat, perbuatan pungli oleh pejabat negara hanya akan ditindaklanjuti jika diviralkan ke sosial media.
Tidak sedikit beredarnya video di sosial media Indonesia yang berisi keluhan masyarakat mengenai oknum-oknum yang memeras mereka bahkan juga memaksakan pembayaran denda terhadap pelanggaran yang tidak mereka lakukan.
Perbuatan pungli yang semakin mengakar dan berkembang ini, membuat beberapa rakyat Indonesia mulai memusuhi semua pejabat negara tanpa pengecualian, mereka menganggap bahwa semua pejabat pemerintah dari berbagai instansi saling bekerja sama untuk saling menguntungkan diri mereka masing-masing, sehingga beberapa masyarakat di Indonesia menolak untuk berurusan dengan pejabat negara.
3. Kebijakan Kontroversial
Kebijakan yang kontroversial yang dimaksudkan adalah penetapan kebijakan-kebijakan oleh pemerintah yang rakyat nilai merugikan serta menolak hak mereka.
Contoh nyata dari penetapan kebijakan seperti ini di Indonesia adalah penetapan UU Cipta Kerja yang ramai ditolak oleh demonstran yang diliputi pekerja dan mahasiswa.
Walaupun rakyat telah menyuarakan pendapat mereka mengenai undang-undang tersebut, DPR yang berwenang dalam pembentukan undang-undang, tetap menyetujui penetapan UU Cipta Kerja dan tak memedulikan opini serta rakyat.
Alhasil semakin banyak rakyat Indonesia yang beranggapan bahwa pemerintah tidak memedulikan suara mereka dan rela mengorbankan hak mereka demi menguntungkan pihak tertentu.
4. Beredarnya Hoaks
Faktor terakhir yang melemahkan rasa percaya rakyat terhadap pemerintah adalah beredarnya berita-berita hoaks yang menyebarkan kebohongan atau menyebarkan berita dengan setengah konteks.
Teknologi sudah bukan lagi hal baru dalam kehidupan masyarakat melainkan merupakan alat yang sudah menjadi kebutuhan dasar manusia dikarenakan kemudahan yang diberikannya dalam segala kegiatan manusia.
Salah satu dari teknologi tersebut adalah internet, internet dapat berguna sebagai media penyebaran berita yang dapat menjangkau jumlah audiens yang banyak, sehingga tidak aneh jika banyak masyarakat yang terpengaruh oleh informasi palsu yang disebarkan mengenai pihak tertentu.
Dari faktor tersebut, rakyat sendiri juga harus sadar tentang adanya berita yang melebih-lebihkan slot bet 100 berita tentang pemerintah dan tidak membiarkan perspektif mereka terpengaruh oleh berita tersebut.